Surah Al-Waqiah Ayat 87 Lengkap dengan Tafsir

Surah Al-Waqiah Ayat 87 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 87

تَرْجِعُوْنَهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

tarji‘ūnahā in kuntum ṣādiqīn(a).

kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 87

Tafsir ini satu kesatuan dengan Al-Waqiah ayat 86 sebelumnya.

Jika kamu benar dalam keyakinanmu bahwa tidak ada hari kebangkitan dan pembalasan, maka kembalikanlah roh yang telah sampai di tenggorokan itu ke dalam tubuh, agar orang itu tetap hidup. Tentu saja kamu tidak akan dapat melakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa kamu berada di bawah kekuasaan Allah dan kamu akan dibangkitkan serta diadili atas perbuatanmu.


Penjelasan Tafsir

  1. Frasa “Tarji‘ūnahā” (kembalikanlah nyawa itu) adalah tantangan tegas kepada orang kafir yang menganggap dirinya tidak akan dibangkitkan atau dihisab.

  2. Tantangan ini menggarisbawahi ketidakberdayaan manusia dalam urusan nyawa: ketika sakratulmaut tiba dan ruh sampai di tenggorokan, tidak ada satu pun yang mampu mengembalikannya, walaupun dia orang terkuat di dunia.

  3. Kalimat “in kuntum ṣādiqīn” artinya: jika kamu orang-orang yang benar (dalam anggapanmu bahwa tidak ada hari pembalasan).


Poin-Poin Penting Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 87

  1. Kematian adalah bukti nyata kelemahan manusia dan kekuasaan Allah.

  2. Tidak ada manusia yang mampu menahan atau mengembalikan ruh yang telah mencapai tenggorokan.

  3. Sanggahan terhadap orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan.

  4. Menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah kebenaran, karena tantangan ini tidak dapat dijawab secara ilmiah maupun logis oleh manusia.

  5. Menguatkan bahwa setiap ruh akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.


Tantangan Terakhir di Ambang Kematian – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 87

Jika kalian yakin bahwa tidak ada hari kebangkitan,
bahwa kehidupan ini bebas dari pertanggungjawaban,
maka silakan hidupkan kembali ruh yang telah sampai di kerongkongan.
Bisakah?

Tidak.
Maka siapa yang sebenarnya benar?