Surah Al-Waqiah Ayat 84 Lengkap dengan Tafsir

Surah Al-Waqiah Ayat 84 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 84

وَاَنْتُمْ حِيْنَىِٕذٍ تَنْظُرُوْنَۙ

wa antum ḥīna’iżin tanẓurūn(a).

dan kamu ketika itu melihat,

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 84

Rujuk tafsir ayat 83 sebelumnya.

Ayat ini menggambarkan keadaan ketika seseorang berada dalam sakratulmaut, sedang nyawanya telah sampai di tenggorokan. Orang-orang yang berada di sekitarnya hanya bisa menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri keadaan orang yang akan mati itu, namun tidak mampu berbuat apa-apa untuk menolong atau menghalanginya. Mereka tidak dapat mengembalikan roh yang akan keluar itu atau menahan agar jangan keluar.


Penjelasan Tafsir

  1. “Wa antum ḥīna’iżin tanẓurūn” berarti “dan kamu ketika itu (saat nyawa dicabut) menyaksikan”, yakni para keluarga atau orang yang hadir hanya dapat melihat kejadian tersebut.

  2. Kata kerja “tanẓurūn” menunjukkan penglihatan fisik, bukan penglihatan batin. Mereka melihat penderitaan, namun tak bisa mencegahnya.

  3. Ini menunjukkan ketidakberdayaan manusia di hadapan ajal.

  4. Sekuat apapun kecintaan kepada orang yang akan wafat, mereka tetap tak bisa mengembalikan ruh, hanya bisa menyaksikan detik-detik kepergian itu.

  5. Ayat ini juga mempertegas keesaan dan kekuasaan Allah, bahwa hanya Dia yang berkuasa mencabut atau mempertahankan nyawa.


Poin-Poin Penting Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 84

  1. Orang-orang yang menyaksikan sakratulmaut hanya bisa melihat dan tidak bisa menolong.

  2. Ayat ini menyiratkan ketidakmampuan manusia di hadapan takdir Allah.

  3. Momen ini menjadi bukti bahwa ruh bukan milik manusia, dan hanya Allah yang menguasainya.

  4. Memberikan peringatan akan ketergantungan mutlak manusia kepada Allah.

  5. Membangkitkan kesadaran untuk tidak lalai dari kematian dan kehidupan akhirat.


Saksi yang Tak Berdaya – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 84

Mereka memandang dengan mata terbuka,
tapi tak dapat menahan jiwa yang hendak melayang,
detik itu, semua keangkuhan hilang,
tinggallah bukti nyata:
manusia hanya bisa melihat,
bukan menentukan ajal.