Surah Al-Waqiah Ayat 67 Lengkap dengan Tafsir

Surah Al-Waqiah Ayat 67 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 67

بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ

bal naḥnu maḥrūmūn(a).

bahkan kami tidak mendapat hasil apa pun.”

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 67

Ayat ini menegaskan kembali rasa putus asa dan kehilangan total yang dialami oleh mereka. Setelah menyadari semua usaha yang telah dilakukan menjadi sia-sia karena kehendak Allah, mereka merasa diri mereka adalah orang-orang yang diharamkan dari mendapatkan hasil, atau dengan kata lain terhalang dari keberuntungan dan keberhasilan.

Kata “maḥrūmūn” dalam bahasa Arab mengandung makna terhalangi dari rezeki, yakni meskipun sudah berusaha, mereka tidak mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Ini adalah bentuk penyesalan dan ketundukan, sekaligus teguran agar mereka sadar bahwa rezeki dan keberhasilan hanyalah dari Allah.


Penjelasan Tafsir:

Ayat ini adalah lanjutan dari keluhan mereka dalam ayat sebelumnya. Setelah berkata bahwa mereka rugi, mereka menegaskan lagi bahwa mereka benar-benar dihalangi dari mendapatkan hasil panen. Ini menggambarkan kesadaran bahwa tanpa izin Allah, semua usaha bisa saja gagal.

Allah ingin mengajarkan kepada manusia bahwa Dia-lah yang memegang kendali atas hasil dan rezeki, bukan sekadar usaha manusia. Oleh karena itu, tawakal dan rasa syukur sangat penting dalam setiap usaha.


Poin-Poin Penting dari Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 67

  1. Kerugian total adalah pelajaran agar manusia menyadari bahwa usaha harus diiringi doa dan tawakal.

  2. Allah dapat menghalangi hasil dari suatu usaha sebagai bentuk teguran dan pengajaran.

  3. Kata “maḥrūmūn” menunjukkan makna terputus dari nikmat, meski jalan menuju nikmat itu telah dilakukan.

  4. Ayat ini memperkuat makna bahwa manusia sangat tergantung kepada izin dan rahmat Allah.


“Kami Diharamkan dari Hasil” – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 67

Usaha telah dilakukan, benih ditanam, tanah dipupuk, namun hasil tak kunjung datang.
Mereka berkata, “Bahkan kami benar-benar orang-orang yang merugi.”
Ayat ini menyentuh sisi rapuh manusia, yang harus menyadari bahwa semua keberhasilan adalah hak prerogatif Allah.
Berusahalah, tapi jangan pernah tinggalkan tawakal.