Surah Al-Waqiah Ayat 6 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.
Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 6
فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ
fa kānat habā’am mumbaṡṡā(n).
maka jadilah ia debu yang beterbangan,
Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 6
Ayat ini merupakan lanjutan dari gambaran kehancuran besar yang terjadi saat Hari Kiamat. Fokus utamanya tetap pada gunung—sebagai simbol kemegahan dan kekokohan bumi—yang kini digambarkan hancur menjadi debu yang beterbangan di udara, tak ubahnya daun kering yang tertiup angin.
Gunung yang sebelumnya tegak menjulang dan dijadikan sebagai pasak bumi (rawasi), pada hari itu menjadi rapuh dan ringan. Ia tidak hanya roboh, tetapi benar-benar hancur menjadi partikel kecil yang terbang tanpa arah. Fenomena ini menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan yang Allah turunkan pada hari itu.
Keterangan ini selaras dengan ayat dalam Surah Al-Ma’arij ayat 9.
Dua ayat ini saling melengkapi dan memperkuat visualisasi Hari Kiamat sebagai peristiwa luar biasa yang mengubah seluruh wajah bumi. Tidak ada satu pun struktur alam semesta yang bertahan. Semua tunduk kepada kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Poin-Poin Penting dari Ayat 6 Surah Al-Waqi’ah
-
Kehancuran gunung sebagai simbol runtuhnya kekuatan dunia.
-
Gunung menjadi ringan dan tak berarti: Dari pasak bumi menjadi debu tak bernilai.
-
Visualisasi yang kuat dan puitis: Perbandingan dengan bulu dan daun kering menggambarkan betapa ringannya gunung saat Kiamat.
-
Penguatan dari ayat lain (tafsir tematik): Disambungkan dengan ayat di Surah Al-Ma’arij sebagai penegasan makna.
-
Pesan tersembunyi: Dunia ini sementara, dan semua yang besar akan musnah ketika akhir zaman tiba.
Penutup: Dari Gunung Menjulang Menjadi Debu Tak Berdaya
Ayat ini mengajarkan kita bahwa sehebat dan sekokoh apa pun sesuatu di dunia ini, jika Allah menghendaki, maka ia akan sirna dalam sekejap. Gunung saja bisa menjadi debu, apalagi manusia dengan segala keterbatasannya.
Sudahkah kita menyadari betapa kecilnya kita di hadapan kebesaran Allah?
Kini saatnya memperbanyak amal, merendahkan hati, dan meninggalkan kesombongan. Jangan tunggu Hari Kiamat datang baru kita ingin berubah—karena saat itu, semua sudah terlambat.
Mari jadikan ayat-ayat ini sebagai pengingat untuk kembali ke jalan-Nya. Perbanyak dzikir, amal, dan cinta pada Al-Qur’an. Dunia sementara, akhirat selamanya.