Surah Al-Waqiah Ayat 48 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.
Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 48
اَوَاٰبَاۤؤُنَا الْاَوَّلُوْنَ
awa’ābā’unal-awwalūn(a).
Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?”
Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 48
Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu:
a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
Penjelasan Tafsir:
Setelah sebelumnya mereka mempertanyakan kemungkinan diri mereka dibangkitkan, ayat ini menggambarkan bahwa keraguan mereka meluas, bahkan terhadap generasi sebelumnya:
“Apakah mungkin juga nenek moyang kami dibangkitkan kembali?”
Maksud pertanyaan ini bukanlah untuk mencari kebenaran, melainkan bernada cemoohan dan penolakan. Mereka menganggap bahwa jasad manusia yang sudah hancur luluh tidak mungkin dikumpulkan dan dihidupkan kembali.
Dalam ayat lain, Allah swt berfirman:
“Dan mereka berkata, ‘Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan sebagai makhluk yang baru?’”
(Surah Al-Isrā’: 49)
Pertanyaan tentang nenek moyang ini menunjukkan keengganan mereka untuk menerima kebenaran, karena mereka merasa sudah berpegang pada tradisi leluhur yang tidak mengenal hari kebangkitan.
Poin-Poin Penting dari Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 48:
-
Penolakan terhadap hari kebangkitan juga mencakup generasi terdahulu.
-
Tradisi nenek moyang sering dijadikan tameng untuk menolak ajaran kebenaran.
-
Kebangkitan kembali seluruh manusia, dahulu dan kini, adalah bagian dari kekuasaan Allah yang tak terbatas.
-
Pengingkaran dalam bentuk retorika sinis menunjukkan kedegilan hati.
Menolak Kebenaran dengan Tradisi – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 48
Ayat ini mengingatkan bahwa menolak kebenaran karena tak sesuai dengan keyakinan nenek moyang adalah sikap kufur yang berulang sepanjang sejarah. Jangan biarkan kebanggaan terhadap tradisi menutup pintu hati terhadap wahyu Allah. Tetaplah teguh pada iman akan kebangkitan, sebagaimana dijanjikan oleh Rabb semesta alam.