Surah Al-Waqiah Ayat 47 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.
Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 47
وَكَانُوْا يَقُوْلُوْنَ ەۙ اَىِٕذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَۙ
wa kānū yaqūlūn(a), a’iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a’innā lamab‘ūṡūn(a).
dan mereka berkata, “Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?
Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 47
Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu:
a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
Penjelasan Tafsir:
Penyebab utama mereka menerima azab neraka adalah pengingkaran terhadap hari kebangkitan, yang merupakan bagian pokok dari rukun iman.
Mereka meragukan bahkan mengejek kemungkinan kebangkitan:
“Apakah mungkin setelah tubuh kami hancur, berubah menjadi tanah dan tulang-belulang, kami akan hidup kembali?”
Ungkapan ini menunjukkan dua hal:
-
Kedangkalan akidah, karena menolak kekuasaan Allah yang Maha Mampu menghidupkan kembali makhluk-Nya.
-
Kesombongan intelektual, karena menilai perkara akhirat hanya dengan logika material duniawi.
Pengingkaran ini telah disebut pula dalam ayat lain:
“Dan orang-orang kafir berkata, ‘Apakah setelah kami telah menjadi tanah dan (begitu pula) nenek moyang kami, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan?'”
(Surah An-Naml: 67)
Poin-Poin Penting dari Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 47:
-
Mengingkari hari kebangkitan merupakan kekufuran besar.
-
Penolakan terhadap kehidupan akhirat berdampak langsung pada amal perbuatan di dunia.
-
Keraguan terhadap janji Allah menunjukkan kelemahan iman dan kesombongan akal.
-
Keyakinan terhadap kebangkitan adalah dasar dari kehidupan spiritual seorang mukmin.
Mengingkari Kebangkitan, Menolak Akhirat – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 47
Ayat ini memberi pelajaran bahwa iman kepada kebangkitan adalah ujian utama kejujuran hati. Jangan biarkan logika sempit mengalahkan wahyu yang pasti. Hidup ini bukan akhir segalanya—yakinilah adanya hari perhitungan agar kita tidak termasuk golongan kiri.