Surah Al-Waqiah Ayat 46 Lengkap dengan Tafsir

Surah Al-Waqiah Ayat 46 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 46

وَكَانُوْا يُصِرُّوْنَ عَلَى الْحِنْثِ الْعَظِيْمِۚ

wa kānū yuṣirrūna ‘alal-ḥinṡil-‘aẓīm(i).

dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar,

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 46

Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu:

a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.

Penjelasan Tafsir:

Setelah sebelumnya dijelaskan bahwa mereka hidup dalam kemewahan (mutrafīn), pada ayat ini ditambahkan bahwa mereka juga bersikeras dalam dosa besar. Kata kunci:

  • “Yuṣirrụna” bermakna bersikeras, tidak mau berhenti, dan terus mengulangi.

  • “Al-ḥinth al-‘aẓīm” merujuk pada dosa besar, seperti syirik, zina, riba, pembunuhan, atau pendustaan terhadap agama.

Mereka tidak merasa bersalah atas pelanggaran yang dilakukan. Bahkan, dosa menjadi gaya hidup. Inilah bentuk kesombongan spiritual, di mana hati menjadi keras dan tidak lagi tersentuh peringatan ilahi. Akibatnya, mereka pantas mendapatkan siksa yang disebut dalam ayat-ayat sebelumnya.


Poin-Poin Penting dari Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 46

  1. Terus-menerus dalam dosa besar menunjukkan hati yang telah tertutup dari hidayah.

  2. Kebiasaan bermaksiat tanpa tobat menunjukkan penolakan terang-terangan terhadap perintah Allah.

  3. Istiqamah dalam dosa besar menyebabkan kehancuran akhirat, sebagaimana istiqamah dalam ketaatan membawa keselamatan.

  4. Ayat ini menjadi peringatan agar segera bertobat dan tidak meremehkan maksiat.


Istiqamah dalam Dosa, Jalan ke Neraka – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 46

Ayat ini mengingatkan kita bahwa yang menghancurkan bukan sekadar dosa, tetapi kebiasaan mempertahankannya. Jangan sampai kita termasuk orang yang merasa aman dengan maksiat. Bertobatlah selagi pintu masih terbuka, karena tidak ada jaminan bahwa esok masih ada kesempatan.