Surah Al-Waqiah Ayat 22 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.
Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 22
وَحُوْرٌ عِيْنٌۙ
wa ḥūrun ‘īn(un).
Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah,
Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 22
Ayat ini melukiskan keindahan lain dari surga, yakni pasangan hidup yang Allah sediakan bagi para penghuni surga, berupa bidadari-bidadari bermata indah (ḥūr ‘īn). Kejelian mata mereka melambangkan kelembutan, kecantikan yang memesona, dan kesucian yang sempurna.
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa kata ḥūr berarti perempuan yang matanya sangat kontras antara warna putih dan hitamnya, sedangkan ‘īn berarti besar dan indah bentuknya. Kecantikan mereka bukan hanya fisik, tetapi juga menggambarkan kemuliaan dan ketulusan hati.
Allah menggambarkan para bidadari ini seperti mutiara yang tersimpan baik, artinya mereka tidak tersentuh oleh siapa pun, bersih dari segala kotoran dan noda, penuh kemurnian, serta sangat berharga.
🔁 Rujukan Ayat Sejenis dalam Al-Qur’an:
-
Surah Ar-Rahman ayat 72–74: “Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah… tidak disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya.”
-
Surah Ath-Thūr ayat 20: Allah menyebutkan bahwa para penghuni surga akan dipasangkan dengan bidadari bermata indah, sambil bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun.
Poin-Poin Penting dari Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 22
-
Bidadari adalah simbol kenikmatan dan penghormatan tertinggi bagi orang-orang yang berjaya di akhirat.
-
Sifat-sifat bidadari mencerminkan keindahan surgawi yang tidak dapat disamai oleh keindahan dunia mana pun.
-
Gambaran ini menunjukkan bahwa surga adalah tempat kesempurnaan cinta, kemurnian, dan kedamaian.
-
Penekanan pada “tidak tersentuh” juga menyiratkan kesucian dan kemuliaan yang disediakan oleh Allah.
Penutup: Surga, Hadiah bagi yang Setia – Refleksi dari Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 22
Surah Al-Wāqi‘ah ayat 22 memperlihatkan bahwa keindahan surga bukan hanya bersifat materi, tetapi juga emosional dan spiritual. Allah menyediakan pasangan surgawi bagi para hamba-Nya yang beriman dan bertakwa, sebagai bentuk penghargaan atas kesabaran dan pengorbanan mereka di dunia.
Keindahan ini tidak sekadar simbol sensualitas, tetapi juga refleksi dari kemuliaan, kesucian, dan keabadian cinta dalam balutan rahmat Allah.
Marilah kita jadikan ayat ini sebagai motivasi untuk menjaga hati dan amal agar kelak menjadi bagian dari golongan yang layak menerima karunia besar ini. Karena apa yang dijanjikan Allah dalam Surah Al-Wāqi‘ah ayat 22 adalah sesuatu yang tak ternilai, abadi, dan hanya untuk mereka yang benar-benar pantas menerimanya.