Penjelasan Surah Al-Waqi’ah Ayat 23 Tentang Lu’luil Maknun

Dalam Surah Al-Waqi’ah ayat 23 terdapat gambaran indah tentang bidadari surga yang disamakan dengan lu’lu’ al-maknûn. Perumpamaan ini bukan sekadar gambaran estetika, tetapi juga memiliki makna tentang kesucian, kemurnian, dan keindahan abadi yang terjaga dari segala bentuk kekeruhan.

Apa sebenarnya lu’lu’ al-maknûn? Mengapa Al-Qur’an menggunakan perumpamaan ini? Bagaimana ayat ini berkaitan dengan balasan bagi Ashabul Yamin (golongan kanan)? Dalam pembahasan ini, kita akan mengupas makna ayat 23 Surah Al-Waqi’ah, memahami pesan religi di baliknya, serta menggali hikmah yang bisa kita ambil untuk kehidupan kita.

Surah Al-Waqi’ah Ayat 23

Berikut teks lengkap Surah Al-Waqi’ah ayat 23 dalam teks Arab, Latin dan artinya:

كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ

Ka’amtsâlil-lu’lu’il-maknûn.

Artinya:
“(Bidadari-bidadari itu) laksana mutiara yang tersimpan baik.”

Ayat al-Waqiah ini menampilkan keindahan dan kesucian bidadari surga yang diibaratkan sebagai lukluil maknun, yakni mutiara yang tersimpan rapi dan terlindungi. Perumpamaan ini menunjukkan kemurnian yang sempurna, tanpa terkontaminasi oleh kotoran atau pengaruh luar.

Makna Lu’luil Maknun اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ

  1. Kesucian yang Terjaga
    Bidadari surga digambarkan sebagai makhluk yang suci dan tidak tersentuh oleh dosa atau keburukan. Seperti mutiara yang tersimpan rapi dalam cangkangnya, mereka tetap terjaga dari segala hal yang dapat mengurangi keindahan dan kemurniannya.

  2. Keindahan yang Abadi
    Mutiara yang tersimpan tidak akan pudar kecantikannya karena tidak terpapar oleh faktor eksternal. Ini menggambarkan bahwa kecantikan bidadari surga bersifat abadi, tidak berubah oleh waktu atau usia.

  3. Kemurnian Tertinggi
    Mutiara dalam ayat ini juga melambangkan kemurnian yang tidak ternodai oleh apa pun. Hal ini mencerminkan betapa mulia dan agungnya ciptaan Allah di surga.

Keterkaitan dengan Ayat Sebelumnya dan Sesudahnya

Surah Al-Waqi’ah ayat 23 merupakan bagian dari rangkaian ayat yang menggambarkan kenikmatan yang diberikan kepada Ashabul Yamin (golongan kanan), yaitu orang-orang beriman yang akan menikmati kebahagiaan di surga.

  • Ayat 22:

    وَحُورٌ عِينٌ
    “Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli.”

    • Ayat ini menjelaskan kecantikan bidadari surga, terutama pada mata mereka yang indah.
  • Ayat 24:

    جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
    “Sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”

    • Menegaskan bahwa kenikmatan surga, termasuk bidadari, adalah balasan bagi amal baik yang dilakukan oleh orang-orang beriman.

Perumpamaan dalam Ayat 23

Dalam ilmu balaghah (sastra Arab), ayat ini menggunakan bentuk perumpamaan yang disebut tasybih mursal mujmal (تشبيه مرسل مجمل). Ini berarti perumpamaan tidak secara eksplisit menyebutkan titik kesamaannya, tetapi bisa dipahami dari konteksnya.

  • Wajh Syabh (Titik Kesamaan):
    • Titik kesamaan antara bidadari surgawi dan mutiara yang tersimpan adalah kesucian dan perlindungan.
    • Bidadari surga dijaga dari segala bentuk kekeruhan dan dosa, sebagaimana mutiara yang tersimpan terhindar dari segala kotoran.

Balasan bagi Ashabul Yamin

Bidadari surga adalah salah satu bentuk kenikmatan yang diberikan kepada Ashabul Yamin. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam ayat-ayat berikutnya:

إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً * فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا * عُرُبًا أَتْرَابًا * لِأَصْحَابِ الْيَمِينِ

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta dan sebaya umurnya, untuk golongan kanan.” (QS. Al-Waqi’ah: 35-38)

Pelajaran dari Surah Al-Waqi’ah Ayat 23

  1. Motivasi untuk Beramal Saleh
    Gambaran tentang surga dan bidadari menjadi dorongan bagi kita untuk terus meningkatkan keimanan dan amal saleh.

  2. Kesucian dan Keindahan Surgawi
    Surga adalah tempat yang penuh dengan kesucian dan keindahan abadi, bebas dari segala bentuk keburukan duniawi.

  3. Balasan yang Sempurna
    Allah SWT memberikan balasan yang sempurna kepada hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh, yang tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan duniawi mana pun.

Doa untuk Meraih Kenikmatan Surga

Sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk selalu berdoa agar termasuk dalam golongan Ashabul Yamin dan meraih kenikmatan surga. Salah satu doa yang diajarkan dalam Al-Qur’an adalah:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)


Surah Al-Waqi’ah ayat 23 menggambarkan keindahan dan kesucian bidadari surga sebagai salah satu nikmat yang Allah siapkan bagi orang-orang beriman. Ayat ini mengingatkan kita bahwa surga adalah tempat yang penuh dengan kebahagiaan dan keindahan yang abadi.

Semoga kita termasuk dalam golongan Ashabul Yamin dan meraih kenikmatan surga yang dijanjikan Allah SWT. Aamiin.

Wallahu a’lam bish-shawab.