Surah Al-Balad adalah surah ke-90 dalam Al-Qur’an, terdiri atas 20 ayat, dan termasuk golongan surah Makkiyyah. Nama Al-Balad berarti Kota, merujuk pada kota Mekkah sebagai pusat sejarah Islam dan latar bagi kehidupan Nabi Muhammad s.a.w. Surah ini juga dikenal dengan nama lain Al-Madinah al-Mubarakah, karena mengandung pelajaran moral dan spiritual yang berkaitan dengan masyarakat dan kesadaran sosial.
Surah Al-Balad menekankan ujian kehidupan, kesungguhan beramal, dan pentingnya kesabaran serta ketakwaan. Ayat-ayatnya mengingatkan bahwa hidup di dunia penuh tantangan, dan manusia harus menempuh jalan yang lurus, menolong sesama, dan menghindari kezaliman. Surah ini menegaskan bahwa iman yang kuat diwujudkan melalui amal saleh dan kepedulian terhadap sesama manusia.
Selain itu, surah ini menekankan kebesaran Allah dalam menciptakan manusia dan kota Mekkah sebagai tempat ujian dan keberkahan. Allah mengingatkan bahwa setiap amal baik akan dibalas, dan setiap kesulitan dihadapi dengan kesabaran akan membawa pahala besar. Surah ini juga menjadi pengingat bahwa kehidupan dunia adalah ladang ujian, dan ketaatan serta kepedulian adalah jalan keselamatan.
Pesan utama surah ini adalah ketakwaan, kesabaran, dan amal saleh dalam menghadapi ujian kehidupan. Bacaan surah Al-Balad mengajak umat Islam untuk merenungi kehidupan, meneguhkan iman, dan menata amal agar bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Arti: Negeri
Tempat Turun: Mekah
Jumlah Ayat: 20
Deskripsi Qs Al-Balad

Surat Al Balad terdiri atas 20 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Qaaf. Dinamai Al Balad, diambil dari perkataan Al Balad yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan kota di sini ialah kota Mekah.
Baca Tafsir Lengkap Surah Al-Balad
Surat Al-Balad Arab Latin dan Artinya
Ayat 1
لَآ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
lā uqsimu bihāżal-balad(i).
Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah),
Ayat 2
وَاَنْتَ حِلٌّۢ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
wa anta ḥillum bihāżal-balad(i).
dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Mekah) ini,
Ayat 3
وَوَالِدٍ وَّمَا وَلَدَۙ
wa wālidiw wa mā walad(a).
dan demi (pertalian) bapak dan anaknya.
Ayat 4
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ
laqad khalaqnal-insāna fī kabad(in).
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
Ayat 5
اَيَحْسَبُ اَنْ لَّنْ يَّقْدِرَ عَلَيْهِ اَحَدٌ ۘ
ayaḥsabu allay yaqdira ‘alaihi aḥad(un).
Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya?
Ayat 6
يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًاۗ
yaqūlu ahlaktu mālal lubadā(n).
Dia mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”
Ayat 7
اَيَحْسَبُ اَنْ لَّمْ يَرَهٗٓ اَحَدٌۗ
ayaḥsabu allam yarahū aḥad(un).
Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?
Ayat 8
اَلَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ عَيْنَيْنِۙ
alam naj‘al lahū ‘ainain(i).
Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata,
Ayat 9
وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ
wa lisānaw wa syafatain(i).
dan lidah dan sepasang bibir?
Ayat 10
وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ
wa hadaināhun-najdain(i).
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan),
Ayat 11
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ ۖ
falaqtaḥamal-‘aqabah(ta).
tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar?
Ayat 12
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ ۗ
wa mā adrāka mal-‘aqabah(tu).
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?
Ayat 13
فَكُّ رَقَبَةٍۙ
fakku raqabah(tin).
(yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya),
Ayat 14
اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ
au iṭ‘āmun fī yaumin żī masgabah(tin).
atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan,
Ayat 15
يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ
yatīman żā maqrabah(tin).
(kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
Ayat 16
اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ
au miskīnan żā matrabah(tin).
atau orang miskin yang sangat fakir.
Ayat 17
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ
Ṡumma kāna minal-lażīna āmanū wa tawāṣau biṣ-ṣabri wa tawāṣau bil-marḥamah(ti).
Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
Ayat 18
اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِۗ
ulā’ika aṣḥābul-maimanah(ti).
Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.
Ayat 19
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا هُمْ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِۗ
wal-lażīna kafarū bi’āyātinā hum aṣḥābul-masy’amah(ti).
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.
Ayat 20
عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ ࣖ
‘alaihim nārum mu’ṣadah(tun).
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.