Surah Al-A’la adalah surah ke-87 dalam Al-Qur’an, terdiri atas 19 ayat, dan termasuk golongan surah Makkiyyah. Nama Al-A’la berarti Yang Maha Tinggi, merujuk pada kebesaran Allah dan kesucian-Nya yang mutlak. Surah ini juga dikenal dengan nama lain Al-Mutakabbir, karena menekankan keagungan Allah yang melampaui segala sesuatu di alam semesta.
Surah Al-A’la menekankan penciptaan Allah yang sempurna, petunjuk wahyu, dan pentingnya mengingat Allah dalam setiap keadaan. Ayat-ayatnya mengingatkan bahwa segala sesuatu di alam semesta tunduk kepada kehendak-Nya, dan manusia harus meneladani kesadaran dan kepatuhan kepada Allah. Surah ini menegaskan bahwa iman yang kokoh harus diwujudkan dalam penghambaan dan amal saleh.
Selain itu, surah ini menekankan keindahan ciptaan dan keseimbangan alam sebagai tanda kekuasaan Allah. Allah mengingatkan bahwa orang yang senantiasa mengingat-Nya dan mengikuti wahyu akan selamat, sedangkan orang yang lalai akan merugi. Surah ini juga menjadi pengingat bahwa menghargai petunjuk Allah adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pesan utama surah ini adalah mengagungkan Allah, menaati wahyu, dan menjaga keimanan melalui amal saleh. Bacaan surah Al-A’la mengajak umat Islam untuk merenungi keagungan Allah, memperkuat iman, dan menata amal agar sejalan dengan petunjuk-Nya.
Arti: Maha Tinggi
Tempat Turun: Mekah
Jumlah Ayat: 19
Deskripsi Qs Al-A’la

Surat ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, dan diturunkan sesudah surat At Takwiir.
Nama Al ´laa diambil dari kata Al A´laa yang terdapat pada ayat pertama, berarti Yang Paling Tinggi. Muslim meriwayatkan dalam kitab Al Jumu’ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu’man ibnu Basyir bahwa Rasulullah s.a.w. pada shalat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan shalat Jum’at membaca surat Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghaasyiyah pada rakaat kedua.
Baca Tafsir Lengkap Surah Al-A’la
Surat Al-A’la Arab Latin dan Artinya
Ayat 1
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ
sabbiḥisma rabbikal-a‘lā.
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,
Ayat 2
الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ
allażī khalaqa fasawwā.
Yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya).
Ayat 3
وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ
wal-lażī qaddara fahadā.
Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
Ayat 4
وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ
wal-lażī akhrajal-mar‘ā.
dan Yang menumbuhkan rerumputan,
Ayat 5
فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ
fa ja‘alahū guṡā’an aḥwā.
lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman.
Ayat 6
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ
sanuqri’uka falā tansā.
Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,
Ayat 7
اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ
illā mā syā’allāh(u), innahū ya‘lamul-jahra wa mā yakhfā.
kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
Ayat 8
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ
wa nuyassiruka lil-yusrā.
Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat),
Ayat 9
فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ
fa żakkir in nafa‘atiż-żikrā.
oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,
Ayat 10
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ
sayażżakkaru may yakhsyā.
orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,
Ayat 11
وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ
wa yatajannabuhal-asyqā.
dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,
Ayat 12
الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ
allażī yaṣlan-nāral-kubrā.
(yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),
Ayat 13
ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ
Ṡumma lā yamūtu fīhā wa lā yaḥyā.
selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup.
Ayat 14
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ
qad aflaḥa man tazakkā.
Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),
Ayat 15
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ
wa żakarasma rabbihī fa ṣallā.
dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
Ayat 16
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ
bal tu’ṡirvnal-ḥayātad-dun-yā.
Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,
Ayat 17
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ
wal-ākhiratu khairuw wa abqā.
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
Ayat 18
اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ
inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ūlā.
Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
Ayat 19
صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ
Ṣuḥufi ibrāhīma wa mūsā.
(yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.