Surah Al-Waqiah Ayat 83 Lengkap dengan Tafsir

Surah Al-Waqiah Ayat 83 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 83

فَلَوْلَآ اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَۙ

falau lā iżā balagatil-ḥulqūm(a).

Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan,

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 83

Ayat-ayat ini menjelaskan betapa ngerinya saat nyawa manusia telah sampai di tenggorokannya. Keluarga-keluarga yang hadir hanya dapat melihat dan menyaksikan peristiwa tersebut sebagai pertemuan terakhir. Dalam peristiwa ini, mereka tidak dapat menyaksikan malaikat yang mencabut nyawa saudaranya, padahal malaikat itu berada di sisinya. Keadaan ini menggambarkan bahwa setiap insan tidak dapat mempertahankan rohnya dari malaikat maut. Ini merupakan bukti bahwa baik roh maupun jasad bukanlah milik manusia.

(Ayat 86–87)

Ayat-ayat ini menerangkan keadaan manusia ketika menghadapi sakratulmaut. Pada saat itu, mereka sama sekali tidak berdaya. Seandainya mereka memiliki kesanggupan dan kemampuan, tentu mereka akan dapat menahan nyawa mereka ketika sudah sampai di tenggorokan dan mengembalikannya kepada keadaan semula, seperti ketika mereka sehat. Namun kenyataannya, mereka tidak mampu melakukannya. Mereka tetap membangkang, meskipun meyakini bahwa hari kebangkitan dan pembalasan itu tidak ada.

(Ayat 88–94)

Dalam ayat-ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka terbagi menjadi tiga golongan:

  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabīn)
    Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka akan mendapatkan kemenangan dan kegembiraan, serta memperoleh rezeki yang luas dan berbagai macam kenikmatan. Tempat kediaman mereka adalah surga, di mana mereka akan menikmati segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati manusia.

  2. Golongan kanan (al-abrār atau aṣḥābul-yamīn)
    Mereka adalah orang-orang yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanan. Mereka akan disambut dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan aṣḥābul-yamīn. Dalam ayat lain, Allah berfirman:

    “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.'” (Fussilat/41: 30–32)

  3. Golongan orang-orang kafir (aṣḥābusy-syimāl)
    Mereka adalah orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus. Mereka akan menerima catatan amalnya dengan tangan kiri. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang menyala-nyala, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum yang menghancurkan isi perut serta mengelupaskan kulit tubuh mereka.

Penjelasan Tafsir

  1. Frasa “fa lau lā” dalam bahasa Arab sering dipakai untuk menyatakan celaan terhadap ketidakmampuan atau sikap lalai, bisa dimaknai: “mengapa tidak” atau “seharusnya kalian sadar bahwa…”.

  2. “Balaghatil-ḥulqūm” artinya “telah mencapai tenggorokan”, yakni saat nyawa sedang dicabut dan telah sampai pada ujung batas kehidupan, menjelang kematian total.

  3. Ayat ini menyindir mereka yang mengingkari kebangkitan, padahal pada saat-saat sakratulmaut itu pun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

  4. Hal ini menunjukkan mutlaknya kekuasaan Allah atas ruh dan jasad, yang tidak bisa dicegah atau dikembalikan oleh siapa pun ketika ajal tiba.

  5. Ayat ini merupakan awal dari rangkaian penjelasan yang berlanjut hingga ayat 87, tentang sakratulmaut dan ketidakberdayaan manusia di hadapan ajal.


Poin-Poin Penting Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 83

  1. Nyawa yang sampai ke tenggorokan adalah tanda dekatnya kematian.

  2. Tidak ada manusia yang bisa menghalangi datangnya ajal, walau pun dia kuat atau berpangkat.

  3. Keberadaan ruh dan kematian adalah bukti kekuasaan Allah yang tidak bisa diingkari.

  4. Ayat ini menyindir orang-orang yang mengingkari akhirat, padahal bukti di depan mata mereka sendiri.

  5. Menjadi peringatan tajam bagi siapa pun agar mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk akhirat.


Kematian yang Tak Terhindarkan – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 83

Ketika ruh telah di kerongkongan,
manusia hanya bisa menyaksikan,
namun tak bisa menahan,
itulah detik kehinaan orang yang sombong akan kekuasaan Tuhan.