Surah Al-Waqiah Ayat 64 Lengkap dengan Tafsir

Surah Al-Waqiah Ayat 64 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 64

ءَاَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الزّٰرِعُوْنَ

a’antum tazra‘ūnahū am naḥnuz-zāri‘ūn(a).

Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 64

Dengan cara mengemukakan pertanyaan, Allah mengingatkan manusia bahwa sebagian besar dari mereka lupa akan keagungan nikmat yang telah diberikan, meskipun mereka merasakan kelezatan nikmat-nikmat tersebut sepanjang masa. Allah menyampaikan pertanyaan kepada manusia agar dipikirkan dan direnungkan, khususnya mengenai berbagai tanaman yang ditanam oleh manusia, baik tanaman di sawah, ladang, maupun bibit pohon yang ditanam di perkebunan.

Ditegaskan bahwa terhadap semua tanaman tersebut, kedudukan manusia hanyalah sebagai penanam, yang memupuk dan memeliharanya dari berbagai gangguan yang merugikan. Namun, kebanyakan manusia lupa siapa yang sebenarnya menumbuhkan tanaman-tanaman itu. Siapakah yang menambah panjang akarnya hingga menembus ke dalam tanah sehingga pohon dapat berdiri tegak? Siapakah yang menumbuhkan daun dan dahannya? Siapa pula yang menumbuhkan bunga dan buahnya?

Pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam ayat ini merupakan soal-soal penting yang sering diabaikan oleh manusia. Bukankah manusia sekadar mencangkul dan menggemburkan tanah? Bukankah manusia sekadar menanam bibit yang telah dipilihnya sebagai bibit terbaik? Bukankah manusia sekadar menyiram, mengairi, serta membersihkan tanaman dari rumput dan hama yang mengganggu pertumbuhannya? Dan bukankah manusia sekadar memupuknya?

Namun, yang terang dan jelas serta tidak diragukan lagi adalah bahwa Allah-lah yang menumbuhkan tanaman-tanaman tersebut. Dialah yang menumbuhkan tunas, membesarkan pohonnya, menambah dahan dan ranting, serta memekarkan bunga hingga menjadi buah yang dapat dinikmati oleh manusia.

Penjelasan Tafsir:

Ayat ini melanjutkan pertanyaan dari ayat sebelumnya. Allah ingin menggugah kesadaran manusia terhadap peran sebenarnya dalam menumbuhkan tanaman. Manusia bisa saja menanam dan merawatnya, tapi tidak memiliki kemampuan untuk menjadikan benih itu tumbuh dan berkembang.

Tanpa kehendak Allah, benih tidak akan tumbuh, meskipun semua syarat teknis terpenuhi. Ini adalah bentuk penguatan tauhid rububiyah, bahwa semua proses kehidupan bergantung sepenuhnya kepada kehendak Allah, bukan sekadar usaha manusia.


Poin-Poin Penting dari Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 64:

  1. Allah menggunakan metode pertanyaan retoris untuk menyadarkan manusia.

  2. Proses tumbuhnya tanaman tidak bisa dijelaskan hanya dengan usaha manusia.

  3. Allah-lah yang benar-benar menumbuhkan tanaman—manusia hanya menjadi perantara.

  4. Ayat ini memperkuat ajaran tauhid dan mengingatkan manusia agar tidak sombong atas usahanya.


Siapa Penumbuh Tanaman yang Sebenarnya? – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 64

Apakah engkau yang menumbuhkan tanaman itu, atau Allah yang melakukannya?
Pertanyaan ini bukan untuk dijawab, tetapi untuk direnungkan.
Jangan sampai nikmat yang terus engkau rasakan membuatmu lupa siapa yang sebenarnya memberinya.
Tunduk dan bersyukurlah kepada Allah, Sang Penumbuh segala kehidupan.