Surah Al-Waqiah Ayat 63 Lengkap dengan Tafsir

Surah Al-Waqiah Ayat 63 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 63

اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَۗ

afara’aitum mā taḥruṡūn(a).

Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam?

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 63

Dengan cara mengemukakan pertanyaan, Allah mengungkapkan kepada manusia bahwa sebagian besar dari mereka lupa akan keagungan nikmat yang diungkapkan tersebut, walaupun mereka merasakan kelezatan nikmat-nikmat tersebut sepanjang masa. Allah menyampaikan pertanyaan kepada manusia, untuk dipikirkan dan direnungkan mengenai berbagai tanaman yang ditanam oleh manusia, baik tanaman yang di sawah, ladang, maupun bibit pohon-pohonan yang ditanam di perkebunan. Diungkapkan bahwa bagi semua tanaman tersebut di atas, kedudukan manusia hanya sekadar sebagai penanamnya, memupuk dan memeliharanya dari berbagai gangguan yang membawa kerugian. Tetapi kebanyakan manusia lupa terhadap siapakah yang menumbuhkan tanaman tersebut. Siapakah yang menambah panjang akarnya menembus ke dalam tanah, sehingga pohon tersebut dapat berdiri tegak? Siapakah yang menumbuhkan daun dan dahannya? Siapa pula yang menumbuhkan bunga dan buahnya? Pertanyaan-pertanyaan yang dikumpulkan dalam ayat ini adalah soal-soal yang penting yang sering diabaikan oleh manusia. Bukankah manusia sekedar mencangkul dan menggemburkan tanahnya? Bukankah manusia sekedar menanamkan bibit yang telah dipilihnya sebagai bibit yang terbaik? Dan bukankah manusia sekedar menyiram, mengairinya, dan membersihkannya dari berbagai rumput dan hama yang mengganggu pertumbuhannya dan bukankah manusia sekedar memupuknya? Tetapi yang terang dan jelas serta tidak ragu-ragu lagi adalah bahwa Allah menumbuhkan tanaman tersebut, menumbuhkan tunas membesarkan pohon-pohonnya, menambah dahan dan ranting serta memekarkan bunga sampai menjadi buah yang bisa dinikmati manusia.

Penjelasan Tafsir:

Ayat ini adalah awal dari rangkaian ayat-ayat yang mengajak manusia merenung tentang proses kehidupan dan alam, dimulai dari sesuatu yang sangat akrab: pertanian dan pertumbuhan tanaman. Allah menunjukkan bahwa peran manusia terbatas hanya pada usaha fisik, sementara proses tumbuhnya tanaman sepenuhnya adalah kehendak dan kuasa Allah.

Dengan gaya bertanya, Allah ingin menanamkan kesadaran bahwa segala nikmat yang manusia nikmati, seperti makanan dari hasil tanaman, sesungguhnya bersumber dari kuasa dan kasih sayang-Nya, bukan semata-mata hasil kerja manusia.

Ini adalah cara Al-Qur’an membangun tauhid dengan pendekatan logis dan empirik: sesuatu yang manusia alami setiap hari, namun sering dilupakan maknanya.


Poin-Poin Penting dari Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 63:

  1. Allah mengajak manusia merenungkan siapa sebenarnya yang menumbuhkan tanaman.

  2. Peran manusia dalam pertanian sangat terbatas, hanya sekadar usaha.

  3. Pertumbuhan tanaman adalah bukti kekuasaan Allah yang konkret dan dapat disaksikan langsung.

  4. Tafakur terhadap alam menjadi sarana untuk memperkuat iman kepada Allah.


Siapa yang Menumbuhkan Tanaman? – Surah Al-Wāqi‘ah Ayat 63

Manusia sering merasa berjasa karena menanam dan memelihara, padahal Allah-lah yang menumbuhkan dan menyempurnakan hasilnya. Renungkanlah nikmat-Nya dari hal yang paling sederhana: tumbuhan yang engkau tanam sendiri. Jangan abaikan kuasa Allah yang nyata di sekelilingmu.