Surah Al-Waqiah Ayat 18 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.
Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 18
بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ
bi’akwābiw wa abārīq(a), wa ka’sim mim ma‘īn(in).
dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,
Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 18
Ayat ini melanjutkan gambaran kenikmatan bagi para penghuni surga, khususnya golongan al-muqarrabūn, yang mendapat pelayanan istimewa dari anak-anak muda (ghilmān). Para pelayan ini membawa wadah-wadah mewah seperti gelas, cerek, dan piala—semuanya berisi khamar surga, yaitu minuman istimewa yang diambil langsung dari mata air yang mengalir tanpa henti di surga.
Berbeda dengan khamar (minuman memabukkan) di dunia, khamar surga tidak menimbulkan mudarat sedikit pun. Ia tidak menyebabkan pening, mabuk, atau kehilangan akal. Sebaliknya, minuman ini adalah bentuk kenikmatan murni yang tidak disertai efek negatif. Cairannya jernih, bersih, tidak membuat pusing, dan tidak menyisakan penyesalan.
Minuman ini juga dapat dikonsumsi sebanyak yang diinginkan, tanpa khawatir akan kehabisan atau menimbulkan mudarat. Ini adalah simbol dari kebebasan, kelapangan, dan kemurnian nikmat yang Allah berikan bagi mereka yang bersabar dan bertakwa di dunia.
🔁 Rujukan Ayat: Penjelasan minuman surga ini disempurnakan dalam Surah Al-Wāqi‘ah ayat 19.
Poin-Poin Penting dari Ayat 18 Surah Al-Wāqi‘ah
-
Wadah minuman surga digambarkan sebagai gelas, cerek, dan piala, menandakan kemewahan dan keindahan tata hidangannya.
-
Minuman berasal dari mata air surga yang mengalir, bukan hasil perasan atau buatan manusia.
-
Khamar surga berbeda dengan khamar dunia: tidak memabukkan, tidak menyebabkan pusing, dan tidak menghilangkan kesadaran.
-
Kebebasan untuk menikmati tanpa batas adalah bentuk penghargaan atas keimanan dan kebaikan amal selama di dunia.
Kenikmatan Halal Tanpa Risiko, Itulah Balasan dari Allah
Surah Al-Wāqi‘ah ayat 18 menggambarkan bagaimana Allah menyediakan segala bentuk kenikmatan dengan kualitas tertinggi bagi penghuni surga. Bahkan minuman yang biasanya membawa mudarat di dunia, diubah oleh Allah menjadi sumber kenikmatan yang suci dan halal di akhirat.
Ini menjadi pelajaran bahwa kenikmatan duniawi sering kali bersyarat dan terbatas, sedangkan kenikmatan akhirat adalah murni, abadi, dan tanpa cela. Maka siapa pun yang ingin menikmati hidangan surga, harus berani menahan diri dari yang haram di dunia.
Mari terus memurnikan niat dan amal, karena janji Allah pasti benar, dan kenikmatan surga telah dijelaskan dengan nyata dalam Surah Al-Wāqi‘ah ayat 18.