Surah Al-Waqiah Ayat 15 Lengkap dengan Tafsir

Surah Al-Waqiah Ayat 15 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.

Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 15

عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍۙ

‘alā sururim mauḍūnah(tin).

Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata,

Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 15

Ayat ini menggambarkan suasana penuh kenikmatan yang dinikmati oleh golongan al-muqarrabūn, yaitu orang-orang yang paling dekat kepada Allah. Mereka duduk bersantai di atas dipan-dipan megah (al-surur), yang dihiasi dengan emas dan permata, simbol kemuliaan dan keabadian.

Posisi mereka saling berhadapan bukan sekadar bentuk pengaturan tempat, melainkan menggambarkan ikatan kasih sayang dan keakraban tanpa rasa iri, dendam, atau kebencian. Semua hati bersih, seluruh jiwa tenang, dan hubungan antar penghuni surga dipenuhi kedamaian.

Kehidupan di surga bukan hanya tentang materi, tetapi tentang kualitas batin dan relasi yang sempurna. Tidak ada lagi perselisihan, permusuhan, atau perasaan negatif sebagaimana yang kita hadapi di dunia. Ini menjadi salah satu bentuk nikmat batin yang sangat dirindukan oleh setiap insan beriman.

🔁 Rujukan Ayat: Gambaran nikmat surga ini juga dikuatkan dalam Al-Wāqi‘ah: 11–14, yang menekankan keutamaan golongan As-Sābiqūn dan ganjaran luar biasa bagi mereka.


Poin-Poin Penting dari Ayat 15 Surah Al-Wāqi‘ah

  • Dipan yang bertahtakan emas dan permata melambangkan kemuliaan, kehormatan, dan kenyamanan abadi.

  • Saling berhadapan mencerminkan hubungan sosial yang hangat, harmonis, dan tanpa konflik.

  • Surga adalah tempat di mana hati bersih dari semua penyakit jiwa yang umum di dunia—seperti iri, dengki, dan permusuhan.

  • Ini menunjukkan bahwa kenikmatan surga tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga ruhani dan sosial.


Damai di Surga Dimulai dari Hati yang Bersih di Dunia

Ayat ini memberi pesan penting: surga bukan hanya tempat tinggal, tapi juga kondisi jiwa. Kenikmatan di dalamnya bukan hanya dari keindahan fisik, tetapi dari kebersihan hati dan persaudaraan yang sejati.

Kalau kita ingin termasuk golongan yang duduk damai di atas dipan surga, maka kita perlu melatih hati di dunia ini—membersihkannya dari kebencian, iri hati, dan niat buruk terhadap sesama.

Mari jadikan ayat ini sebagai pemicu untuk memperbaiki hubungan dengan sesama, menjaga ukhuwah, dan membersihkan hati dari semua penyakit batin.
Karena surga adalah milik mereka yang hatinya bersih dan jiwanya rukun.