Surah Al-Waqiah Ayat 14 mengingatkan kita akan kekuasaan Allah dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Berikut bacaan dan tafsirnya.
Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 14
وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ
wa qalīlum minal-ākhirīn(a).
dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.
Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 14
Ayat ini menjelaskan bahwa meskipun As-Sābiqūn (orang-orang yang paling dahulu dalam keimanan dan amal saleh) terdapat di setiap zaman, namun jumlah mereka dari umat yang datang belakangan—terutama umat Nabi Muhammad ﷺ—lebih sedikit secara persentase dibanding umat terdahulu.
Akan tetapi, ini tidak berarti umat Nabi Muhammad kehilangan peluang. Justru karena jumlah umat beliau yang sangat besar, maka secara jumlah total, orang-orang yang mencapai derajat al-muqarrabūn dari umat ini tetap lebih banyak daripada umat-umat sebelumnya. Dengan kata lain, meskipun persentasenya kecil, basis umat yang luas tetap menghasilkan kelompok pilihan dalam jumlah besar.
Hal ini menjadi penegasan bahwa kemuliaan derajat tidak diberikan secara merata, melainkan berdasarkan kualitas iman dan amal seseorang. Hanya mereka yang sungguh-sungguh dalam pengabdian kepada Allah yang akan tergolong dalam golongan yang didekatkan (al-muqarrabūn).
🔁 Rujukan Ayat: Penjelasan ini merupakan lanjutan dari ayat 13, yang menyebutkan besarnya jumlah As-Sābiqūn dari umat-umat terdahulu.
Poin-Poin Penting dari Ayat 14 Surah Al-Wāqi‘ah
-
Persentase As-Sābiqūn dari umat Nabi Muhammad lebih kecil, namun jumlahnya tetap besar karena jumlah umat yang luas.
-
Kualitas keimanan dan ketekunan dalam amal saleh menjadi kunci utama untuk termasuk dalam golongan al-muqarrabūn.
-
Kesempatan untuk meraih derajat mulia tetap terbuka, selama ada kesungguhan dan keikhlasan dalam beramal.
-
Ayat ini mendorong umat Islam untuk tidak puas hanya menjadi orang baik, tapi mengejar derajat tertinggi di sisi Allah.
Peluang Terbuka di Tengah Tantangan Akhir Zaman
Ayat ini mengingatkan bahwa meski tantangan umat akhir zaman sangat besar, peluang menjadi As-Sābiqūn tetap ada bagi yang serius dalam keimanan dan amal. Jangan terjebak dalam ilusi bahwa jumlah besar adalah jaminan keselamatan. Yang menentukan adalah kualitas diri di hadapan Allah.
Kita hidup di masa yang penuh fitnah dan kemudahan untuk lalai, tapi justru itulah yang menjadikan nilai keteguhan kita lebih tinggi.
Mari jadikan ayat ini sebagai motivasi untuk berlomba dalam kebaikan, menempuh jalan orang-orang yang didekatkan kepada-Nya.
Karena yang sedikit jumlahnya, bisa jadi adalah yang paling dicintai Allah.